Tim II KKN Undip Siap Mengubah Wajah Embung Kedungwatu: Strategi Baru untuk Meningkatkan PAD Desa Girimargo
Girimargo, Sragen (30 Juli 2024) – Pada Kamis, 30 Juli 2024, pukul 15.00 WIB, suasana Embung Kedungwatu, Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, terasa berbeda. Dalam suasana yang penuh semangat, Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) melakukan presentasi mengenai konsep pengembangan Embung Kedungwatu. Program yang melibatkan berbagai disiplin ilmu ini bertujuan untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang selama ini menghambat potensi Embung Kedungwatu sebagai salah satu destinasi unggulan di desa tersebut.
Embung Kedungwatu, yang awalnya dibangun pada tahun 2013 oleh Dinas Lingkungan Hidup sebagai area resapan air, kini berfungsi sebagai kolam pemancingan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Girimargo. Meskipun memiliki potensi besar, embung ini menghadapi berbagai tantangan serius yang menghambat perkembangannya. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi adalah kerugian operasional akibat kurangnya pengunjung, minimnya promosi, kesalahan dalam tata kelola manajemen, serta kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
Melihat kondisi ini, Tim II KKN Undip memutuskan untuk merancang sebuah program kerja yang tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah yang ada, tetapi juga untuk mengembangkan Embung Kedungwatu menjadi destinasi wisata keluarga yang modern dan berdaya saing. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, tim ini melakukan observasi mendalam dan serangkaian wawancara dengan pengelola Embung Kedungwatu, yaitu Bapak Paimo dan Parjiyo.
Observasi yang dilakukan oleh Tim II KKN Undip tidak hanya mencakup penilaian terhadap kondisi fisik embung, tetapi juga analisis terhadap manajemen, promosi, dan kebutuhan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan embung ini. Tim ini juga menggali informasi mengenai harapan dan tantangan yang dihadapi oleh para pengelola dalam menjalankan operasional Embung Kedungwatu.
Wawancara dengan Bapak Paimo dan Parjiyo memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai kesulitan yang dihadapi dalam mengelola embung, terutama dalam hal promosi dan manajemen keuangan. Berdasarkan hasil wawancara ini, tim KKN menyadari bahwa perlu ada perubahan signifikan dalam strategi pengelolaan embung agar dapat bersaing dengan destinasi wisata lainnya di Kabupaten Sragen.
Konsep Pengembangan Embung Kedungwatu
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Tim II KKN Undip menyusun sebuah konsep pengembangan yang komprehensif untuk Embung Kedungwatu. Konsep ini tidak hanya fokus pada perbaikan fisik dan infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek manajemen, promosi, dan peningkatan daya tarik wisata. Beberapa output utama yang dihasilkan oleh tim ini adalah:
- Logo Baru yang Lebih Modern
Untuk memberikan identitas yang kuat dan menarik bagi Embung Kedungwatu, tim KKN merancang logo baru yang lebih modern dan relevan dengan perkembangan zaman. Logo ini diharapkan dapat menjadi simbol kebangkitan embung sebagai destinasi wisata unggulan di Desa Girimargo.
- Banner Ucapan Selamat Datang
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan daya tarik visual embung, tim KKN juga merancang dan memasang banner ucapan selamat datang di area pintu masuk. Banner ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga memberikan kesan pertama yang positif bagi para pengunjung.
- Buku Profil Embung Kedungwatu
Untuk mendukung promosi, tim KKN menyusun sebuah buku profil yang berisi informasi lengkap mengenai Embung Kedungwatu, mulai dari sejarah, potensi wisata, hingga fasilitas yang tersedia. Buku ini akan menjadi alat promosi yang efektif, baik dalam skala lokal maupun regional.
- Buku Manajemen Arus Kas
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pengelola embung adalah pencatatan keuangan yang kurang sistematis. Untuk mengatasi masalah ini, tim KKN menyusun buku manajemen arus kas yang dirancang untuk memudahkan pencatatan dan pengelolaan keuangan secara lebih efektif dan efisien.
- Konsep Tata Letak Pengembangan Embung
Output utama dari program ini adalah konsep tata letak pengembangan Embung Kedungwatu yang dirancang untuk mengubah embung ini menjadi destinasi wisata keluarga yang modern. Tata letak ini mencakup penataan area pemancingan, pembangunan fasilitas tambahan seperti area bermain anak, gazebo, dan area kuliner, serta penambahan fasilitas penunjang seperti tempat parkir, toilet, dan jalur pejalan kaki.
Strategi Promosi dan Peningkatan PAD Desa
Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD), tim KKN juga merumuskan strategi promosi yang lebih agresif dan efektif. Salah satu langkah yang diusulkan adalah memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk memperkenalkan Embung Kedungwatu kepada khalayak yang lebih luas. Selain itu, tim KKN juga menyarankan agar pemerintah desa dan BUMDes Girimargo menjalin kerjasama dengan pelaku usaha lokal, seperti UMKM, untuk membuka stan-stan penjualan produk lokal di sekitar embung. Dengan demikian, pengembangan embung ini tidak hanya akan meningkatkan PAD, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Tantangan dan Solusi yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan program ini, Tim II KKN Undip menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan anggaran, perbedaan pandangan antara tim KKN dan pengelola, hingga minimnya infrastruktur dasar yang ada. Namun, dengan semangat kolaborasi dan komunikasi yang baik, tim ini berhasil menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi setiap tantangan tersebut.
Salah satu solusi yang diterapkan adalah dengan melakukan pendekatan partisipatif, di mana tim KKN melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Dengan cara ini, tim KKN tidak hanya mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Dampak Jangka Panjang dari Program Pengembangan
Program pengembangan Embung Kedungwatu yang dilaksanakan oleh Tim II KKN Undip diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Desa Girimargo. Dengan adanya konsep tata letak yang terstruktur dan manajemen yang lebih baik, Embung Kedungwatu dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah.
Selain itu, peningkatan PAD yang dihasilkan dari pengembangan embung ini juga akan membuka peluang bagi desa untuk melakukan investasi lebih lanjut dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas lainnya. Hal ini tentunya akan mendukung upaya pemerintah desa dalam mewujudkan visi Desa Girimargo sebagai desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan.
Harapan dan Kesimpulan
Keberhasilan Tim II KKN Undip dalam merancang dan melaksanakan program pengembangan Embung Kedungwatu menjadi bukti nyata bahwa dengan perencanaan yang baik dan kerjasama yang solid, potensi sebuah desa dapat dikembangkan secara optimal. Program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan konsep tata letak dan strategi pengelolaan yang baru, diharapkan Embung Kedungwatu akan menjadi magnet bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah. Ke depan, program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain yang ingin mengembangkan potensi wisata mereka dengan pendekatan yang terencana dan berkelanjutan. Tim II KKN Undip telah membuka jalan bagi Desa Girimargo untuk meraih masa depan yang lebih cerah, dan langkah-langkah yang mereka ambil hari ini akan menjadi fondasi bagi kemajuan desa di masa mendatang.