Inovasi Egg Incubator Otomatis, Solusi Cerdas Bagi Peternak Telur di Desa Girimargo
Girimargo, Sragen (25 Juli 2024) - Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, menjadi saksi sebuah terobosan inovatif dalam dunia peternakan ayam pada Kamis, 25 Juli 2024. Wahyu Firmansah, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro (UNDIP), menjalankan program kerja monodisiplin dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema "Pelatihan Pembuatan Alat Penetas Telur ‘Egg Incubator’ Terintegrasi dengan Sensor Temperatur dan Kelembaban Otomatis". Kegiatan ini mendapat respons luar biasa dari para peternak telur ayam yang menjadi sasarannya.
Permasalahan utama yang dihadapi peternak telur ayam di Desa Girimargo adalah tingginya angka kehilangan telur akibat dimakan predator seperti biawak dan ular. Situasi ini tidak hanya mengurangi produksi telur tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak. Melihat masalah tersebut, Wahyu Firmansah berinisiatif untuk memberikan solusi berupa pelatihan pembuatan alat penetas telur otomatis yang dilengkapi dengan sensor temperatur dan kelembaban.
Tujuan utama dari program ini adalah melatih para peternak dalam pembuatan alat penetas telur yang modern dan efisien serta memberikan alat tersebut kepada mereka. Dengan alat ini, diharapkan para peternak dapat meningkatkan produksi telur tanpa harus khawatir akan serangan predator. Sasaran dari program ini adalah seluruh peternak telur ayam di Desa Girimargo yang ingin meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam proses penetasan telur.
Kegiatan dimulai pukul 10.15 WIB di Balai Desa Girimargo, dihadiri oleh puluhan peternak telur ayam. Wahyu Firmansah membuka acara dengan memberikan sambutan dan menjelaskan latar belakang serta tujuan dari program ini. Antusiasme para peternak terlihat dari banyaknya peserta yang hadir dan keseriusan mereka dalam mengikuti setiap sesi.
Materi pelatihan mencakup pembuatan alat penetas telur yang dilengkapi dengan rangkaian sensor temperatur dan kelembaban otomatis. Wahyu memulai dengan memperkenalkan komponen utama dari alat tersebut: box telur, rak telur, baki air, dan rangkaian lampu yang terintegrasi dengan sensor. Alat ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan kondisi ideal untuk penetasan telur ayam, yakni temperatur 37-38,5°C dan kelembaban 50-60%.
Demonstrasi dan Cara Kerja Alat
Dalam demonstrasinya, Wahyu menunjukkan bagaimana alat penetas telur ini bekerja. Ketika temperatur di dalam box telur melebihi batas maksimal yang diizinkan, sensor akan mematikan lampu secara otomatis untuk mendinginkan suhu. Sebaliknya, jika temperatur di bawah batas minimal, lampu akan menyala untuk menaikkan suhu. Sistem otomatis ini memastikan kondisi penetasan yang optimal setiap saat tanpa perlu intervensi manual yang terus-menerus.
Para peserta terlihat sangat antusias dengan inovasi ini. Banyak dari mereka menyatakan ketertarikan untuk memiliki alat penetas telur tersebut, bahkan beberapa di antaranya langsung mengajukan permintaan untuk dibuatkan alat yang serupa.
Setelah demonstrasi, sesi tanya jawab berlangsung sangat aktif. Para peternak bertanya tentang berbagai aspek teknis dari alat penetas telur, mulai dari dimensi alat, rangkaian sensor yang digunakan, hingga biaya pembuatannya. Wahyu dengan sabar dan detail menjawab setiap pertanyaan, memberikan penjelasan mendalam agar para peternak benar-benar memahami cara kerja dan manfaat dari alat ini.
Manfaat dan Dampak Program
Program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis baru kepada para peternak tetapi juga membuka wawasan mereka tentang pentingnya teknologi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dengan alat penetas telur otomatis, para peternak di Desa Girimargo kini memiliki solusi untuk masalah yang selama ini mengganggu produktivitas mereka.
Alat penetas telur otomatis ini memberikan banyak manfaat, antara lain:
- Mengurangi Risiko Kehilangan Telur: Alat ini melindungi telur dari predator, sehingga jumlah telur yang menetas bisa lebih maksimal.
- Meningkatkan Produktivitas: Dengan kondisi penetasan yang optimal, tingkat keberhasilan penetasan telur menjadi lebih tinggi.
- Menghemat Waktu dan Tenaga: Sistem otomatisasi mengurangi kebutuhan akan pengawasan terus-menerus, sehingga peternak bisa fokus pada aspek lain dari peternakan mereka.
Penutup
Program kerja monodisiplin KKN Teknik Mesin Universitas Diponegoro yang dipimpin oleh Wahyu Firmansah ini sukses besar dan membawa dampak positif yang signifikan bagi para peternak telur ayam di Desa Girimargo. Edukasi dan pelatihan pembuatan alat penetas telur otomatis menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan peternak melalui penerapan teknologi. Wahyu Firmansah dan seluruh tim KKN Teknik Mesin Universitas Diponegoro layak mendapatkan apresiasi atas dedikasi dan inovasi mereka yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan para peternak semakin sadar akan pentingnya teknologi dalam peternakan modern. Inovasi "Egg Incubator" otomatis ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesejahteraan peternak di Desa Girimargo. Keberhasilan program ini membuka peluang bagi implementasi teknologi serupa di desa-desa lain, membawa harapan baru bagi peternakan telur ayam di Indonesia.